The boy in the plactic buble (The sad story of buble boy)



David Phillip Vetter (21 September 1971 - 22 Februari 1984) merupakan seorang bocah laki-laki yang berasal dari Shenandoah, Texas, AS, yang menderita kelainan genetik yang jarang sekali terjadi, bernama Severe Combined Deficiency Syndrome (SCID). Dia "terpaksa" harus hidup di tempat yang sangat steril, dan dia menjadi populer di kalangan media dengan sebutan "The Boy in The Plastic Bubble".

David Phillip Vetter (21 September 1971 - 22 Februari 1984) merupakan seorang bocah laki-laki yang berasal dari Shenandoah, Texas, AS, yang menderita kelainan genetik yang jarang sekali terjadi, bernama Severe Combined Deficiency Syndrome (SCID). Dia "terpaksa" harus hidup di tempat yang sangat steril, dan dia menjadi populer di kalangan media dengan sebutan "The Boy in The Plastic Bubble".



Orangtua David, David Joseph Vetter Jr. dan Carol Ann Vetter,memiliki satu putri, bernama Katherine, putra pertama mereka, David Joseph Vetter III meninggal 7 bulan setelah dilahirkan. Dokter mengatakan bahwasanya bayi putra mereka itu lahir dengan kelenjar thymus yang tidak sempurna, kelenjar thymus merupakan kelenjar yang memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, kelainan ini juga dikarenakan oleh SCID. Setiap anak laki-laki hasil perkimpoian mereka akan berpeluang 50% terkena SCID, kelainan genetik tersebut.



3 dokter dari Baylor College of Medicine - John Montgomery, Mary Ann South dan Raphael Wilson mengatakan bahwa mereka bisa memiliki anak lagi, namun anak mereka harus ditempatkan di tempat isolasi yang steril sambil menunggu dilakukannya transplantasi sumsum tulang yang menjadikan Katherine, saudara perempuan tertuanya sebagai donor. Pasangan ini sangat menginginkan anak mereka bisa melanjutkan silsilah keluarga mereka. Jadi, dengan mempercayai bahwasanya perawatan dengan cara tsb bisa "menormalkan" kehidupan si anak, maka mereka memutuskan untuk "membuat" anak lagi, lahirlah David. Namun setelah kelahiran David, ternyata sumsum tulang mereka tidak cocok membuyarkan kemungkinan dilakukakannya transplantasi. Tidak ada lagi pengobatan lain bisa dilakukan untuk si anak, dan berapa lama-kah si anak bisa bertahan hidup di "gelembung plastik".

Rev. Raymond Lawrence, seorang pendeta di rumah sakit saat itu mengatakan bahwasanya skandal besar dari Bubble Boy adalah saat bocah tsb dimasukkan ke dalam gelembung plastik. Tim dokter tidak memikirkan ini dengan baik. Mereka tidak mempertimbangkan apa yang bakal terjadi jika tidak ditemukan pengobatan secara langsung. Mereka melakukan itu dengan asumsi bahwa bocah-bocah tsb bisa bertahan hidup di dalam gelembung plastik hingga berumur 80 tahun.

Lawrence mengatakan juga, bahwa ketiga dokter tersebut menyuruh pasangan tsb untuk memiliki anak lagi hanya untuk dijadikan subjek penelitian mereka. Namun ketiga dokter tersebut menolak tuduhan tsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar